Rabu, November 30, 2011

Karena Ku Tak Ingin Melihatmu Bersedih

Hari ini…
kulihat kamu yg tengah murung, bersedih.
Seakan membuatku bertanya dlm hati akan suatu senyum,
Senyum yg terpancar dari dalam hati yg melukiskan suatu keindahan.

Ingin ku mengerti lebih dlm untuk mengetahui akan apa yg membuatmu bersedih.
Ingin rasanya dapat kurasakan kegundahan hatimu meski hanya sedikit.
Dan betapa ingin ku berada disampingmu
meski hanya untuk sekedar bertanya akan kondisi dirimu saat saat ini.
Namun saat ini…
ku masih disini & menatapmu disana,
Bukan karena keinginanku…
tapi itu KEINGINANMU...

sumber: budianto88.wordpress.com

Selasa, November 29, 2011

Belajar Tulus

Aku tak pernah berharap
agar engkau memilihku.
Yang aku harapkan adalah
aku bisa terus melihatmu tersenyum bahagia,
meski dari "kejauhan", meski tak tersentuh.
Mengenalmu,
mengagumimu,
menyayangimu,
mencintaimu,
itu sudah cukup buatku....

Senin, November 28, 2011

Surat Untuk Cintaku

Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu.

Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku
Tak terasa satu tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya. Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti. Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.
Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini. Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik..??? Hanya Allah SWT yang tahu.... 


sumber inspirasi: http://baiquni.net/surat-untuk-cintaku.html

Sabtu, November 26, 2011

Sebuah Goresan:SEbuah Doa & Semangat

Muhammad Idris telah mengirimi Anda link ke sebuah blog:



Blog: Sebuah Goresan
Post: SEbuah Doa & Semangat
Link: http://djawa-retno.blogspot.com/2011/02/sebuah-doa-semangat.html

--
Diberdayakan oleh teknologi Blogger
http://www.blogger.com/

Dengan Bangga

Kalau aku hanya bisa menjadi temanmu
Kalau hanya itu tempat untukku dihatimu
Kan kuterima itu dengan bangga
Kubuktikan diriku yang terbaik untuk
menjalaninya
Kan kuberikan kepadamu bahuku untuk tempat
mengadu
Kan kutunjukkan betapa pedulinya aku padamu
Aku kan selalu siap saat kau membutuhkanku
Aku akan selalu berada didekatmu
Kalau aku hanya bisa menjadi temanmu
Yang mendengar saat kau menangis
Kan kuterima itu dengan bangga
Kan kujalani dengan suka cita
Cintaku padamu lebih dalam
Daripada yang akan pernah kau sadari
Tanpa mengharapkan kau mencintaiku
Untuk itu mesti ku biarkan kau berlalu
Kau perlu waktu untuk menemukan tujuanmu
Kau perlu waktu untuk merenungkan pikiranmu
Tapi, saat perjalananmu berakhir
Dan jalur yang kau tempuh selesai sudah
Ingatlah aku sahabat baikmu
Yang mencintaimu sejak awal mula
(Dekres HS – Rembang)

Rasa Yang Tak Terungkap

Aku hanya dapat mengagumi dirimu,
aku hanya bisa mencintaimu dalam diam…
Terbesit rasa tuk ungkapkan,
tapi ku tak mampu…
Mungkin aku hanya dapat bermimpi tuk memiliki
dirimu,
karena kau terlalu indah untuku,
mungkin aku hanya seorang pengecut yang
hanya mampu jadi pemuja rahasiamu,
aku tak perduli..
Karena aku punya cinta yang tulus…
Aku tak berharap kau membalas cintaku,
mencintaimu saja sudah anugrah buatku
ijinkan aku mengagumi indah dirimu
ijinkan aku mencintaimu dalam diam..

Cinta Yang Tak Terbalas

Dari aku yang kalian tak pernah ketahui
keberadaannya.mungkin rasa ini sudah lama
terpendam untuk diucapkan.Ah tidak,aku tidak
bisa mengucapkan.Hanya dengan tulisan ini aku
mampu mengungkapkan semua rasa.Yah ,aku
memang pengecut.Keraguan demi keraguan
terus aku hadapi>Tatapan wajah itu membuatku
semakin ragu apakah mungkin ada sebuah
harapan lebih tentang arti yang sulit diungkapkan.
Indah ,dan begitu nyata kulihat.Senyum dan tawa
serta canda yang ada semuanya cuma sekedar
rasa yang sekan hanya melewati bayang
saja.Andai kau pernah tahu.Andai kau pernah
alami semua yang kurasakan .Sedikit titik yang
aku harapkan.
Tapi aku sadar.siapa aku dan bagaimana
posisiku.karena aku hanya bayang yang mampu
melintas saja.Layaknya sebuah semesta.Ketika
datang siang maka sang matahari yang begitu
perkasa mampu mengalah dengan keindahan
rembulan.
Tak pernah terpikir sedikit pun tentang sebuah
rasa.Tak pernah sedikitpun tentang sebuah
pengharapan besar.Karena cukup bagiku untuk
melihat senyum dan tawamu dari
kejauhan.PErnah ada satu kata yang tersirat yaitu
sebuah kerinduan.
yah kali ini sebuah rasa rindu yang takkan pernah
terbalas.karena kau benar benar ragu akan semua
hal ini.Bukannya aku takut,tapi sebuah tanda
tanya besar yang aku miliki. yah ,rasa rindu!
akankah kau rindu padaku?, karena aku benar
benar rindu ,tapi sayang kerinduan ini memang
takkan pernah terbalas.
jaga senyumu ,jaga tawamu dan jaga semua hal
yang mebuatmu menjadi bahagia...

sumber : inspirasiduniakita.blogspot.com/2011/01/rindu-yang-tak-pernah-terbalas.html